Kontrasepsi tanpa alat dan obat

4 04 2009

couple

Kontrasepsi tanpa alat dan obat

· Senggama terputus

Ialah penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi.

Efektivitas : tidak memerlukan biaya, alat, dan persiapan. Akan tetapi, dibutuhkan pengendalian diri yang besar dari pihak pria. Pengeluaran mani sebelum mani dapat mengandung sperma.

· Pembilasan pascasenggama

Yaitu pembilaan vagina dengan air biasa dengan atau tanpa tambahan larutan obat segera setelah coitus.

Efektivitas : sebelum pembilasan dapat dilakukan, spermatozoa dalam jumlah besar sudah memasuki serviks uteri.

· Prolonged Lactation

Adanya prolaktinemi dan prolaktin dapat menekan ovulasi dan memperpanjang amenorea postpartum.

Efektivitas : Bila ovulasi mendahului haid pertama setelah partus, konsepsi dapat terjadi selagi wanita tersebut masih amenorea.

· Pantang berkala

Coitus dilakukan saat wanita berada dalam keadaan tidak subur.

Efektivitas : sulit menentukan waktu ovulasi pada wanita dengan siklus haid tidak teratur.

2. Kontrasepsi Mekanis Untuk Pria

· Kondom

Efektivitas tergantung pada mutu kondom dan ketelitian saat penggunaan.

3. Kontrasepsi Mekanis untuk Wanita

· Diafragma Vaginal

Cukup efektif untuk mencegah kehamilan, akan tetapi cara pemakaiannya yang cukup sulit menyebabkannya hanya cocok untuk wanita terpelajar. Hampir tidak ada efek samping yang timbul tetapi pemakaian yang tidak teratur dapat menimbulkan kegagalan.

4. Kontrasepsi dengan Obat Spermatisida

Meliputi suppositorium, jelly atau cream, tablet busa, dan C-fim. Biasanya penggunaan bersamaan dengan kontrasepsi lain, efek samping hanya berupa alergi.

5. Kontrasepsi Hormonal

Memanfaatkan komponen estrogen dan progesterone dalam pill. Estrogen menekan sekresi FSH menghalangi maturasi folikel dan ovarium, karena pengaruh estrogen dari ovarium tidak ada, tidak terdapat pengeluaran LH. Di tengah-tengah daur haid kurang terdapat FSH dan tidak ada peningkatan LH sehingga ovulasi terganggu. Progesteron memperkuat khasiat estrogen untuk mencegah ovulasi. Estrogen dalam dosis tinggi akan mempercepat perjalanan ovum dan menyulitkan implantasi.

Meliputi pill kombinasi, pil sekuensial, mini-pill, dan depo provera.

Kekurangan : kegagalan dikarenakan konsumsi pill yang tidak teratur.

6. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Keunggulannya kontrasepsi ini hanya memerlukan sekali pemasangan, efektivitas cukup tinggi, tidak menimbulkan efek sistemik, ekonomis dan reversible.

Efek samping : perdarahan sedikit yang cepat berhenti, nyeri dan kejang di perut, gangguan pada suami.

7. Kontrasepsi Mantap

Meliputi tubektomi dan vasektomi.

Pada kasus ini, dengan pertimbangan usia, jumlah anak, dan kondisi social ekonomi Mrs. Manis dapat dianjurkan untuk melakukan tubektomi segera setelah melahirkan.